Kamis, 28 April 2011

Ridholah Aku

Tidak seperti biasa, jumat pagi ini tidak diisi dengan bermain sepak bola. Selain karena lapangan dalam keadaan agak becek, walaupun kalo dipaksain sih bisa aja, tapi juga karena semangat untuk main bolanya lagi kendur.
Akhirnya pagi ini diisi dengan berjalan2 dipelataran lantai tiga kantor saya.

Pelataran lantai tiga kantor saya cukup luas. Bukan karena didisain demikian tapi lebih karena pelataran ini adalah gedung yang tidak jadi dibikin. Banyak dihiasi kabel, paralon dan calon2 tiang fondasi, tapi yang sudah di semen.

Enaknya di lantai tiga ini tidak dibatasi dinding. Pandangan luas 360 derajat. Kota Bandung lumayan kelihatan. Yang terlihat hanya atap2 rumah dan gedung. Disebelah utara Gunung tangkuban perahu berdiri kokoh dan bukit2 disekitarnya menjadi hiasan berbalut siluet pagi.

Sambil ditemani kopi panas yang saya pesan pada si Ngko, sebutan saya buat Pak Mul salah seorang cleaning service di kantor saya, pikiran saya pun mulai mencari inspirasi.

Saya teringat pada sebuah nasyid yang ketika jaman SMU selalu kami lantunkan di pagi hari. Judulnya Ridholah Aku. Salah satu baitnya berbunyi seperti ini: "Ridholah aku hanya pada Mu dari kurniaan kehidupan Robbani, Ridholah aku hanya pada Mu dari limpahan nikmat di bumi ini."

Sejenak saya terhenyak. Selama ini kadang kalau kita ditanya oleh seseorang, apa motivasi kita dalam hidup, atau dalam pekerjaan, atau dalam beribadah, maka kita menjawab kita mencari Ridho-Nya. Tanpa pernah kita tahu apa itu Ridho-Nya.

Jujur, saya sampai saat ini belum tahu apa itu Ridho dari Allah SWT. Saya hanya mereka-reka saja. Saya beranggapan Ridho itu berkaitan dengan restu. Kesetujuan dan kepuasan Allah SWT pada kita atas apa yang kita lakukan dan seluruh kehidupan kita. Saya membayangkan kalau Allah itu Ridho sama kita maka Allah akan tersenyum senang dan puas ketika Dia melihat kita menjalani kehidupan seperti seorang Ayah atau Ibu yang melihat anaknya berlaku sholih. Dan itu menurut saya adalah hal terindah yang tiada bandingannya.

That is the main purpose of my life...

Well, tapi pertanyaan saya yang harus dijawab adalah bagaimana kita Ridho pada Allah SWT. Apa bentuknya? Atau apakah pernah kita berfikiran untuk Ridho pada Allah SWT? Sesering kita menjawab pertanyaan yang kita jawab untuk mencari Ridho Allah SWT. I will not answer those questions, it's in our heart.

Last, soalnya saya harus masuk ruangan, ini yang saya fikirkan, Jika kita mengharapkan adanya Ridho dari Allah SWT, sudah sepantasnya kita Ridho pada Allah SWT. Sebagaimana dzikir yang diajarkan Rosululloh SAW: Rodhitu billahi Robba, wabil Islami dina, wa bi Muhammadin nabiyyan wa rosulan...

Awali hari ini dengan ridho pada Nya...

Rabu, 27 April 2011

Mencari Embun Pagi (1)

Tulisan ini mengawali blog yang saya bikin, baru saja kemarin.
Saya coba sempet-sempetin nulis di Blog, pengen kayak orang-orang lain yang bisa menuangkan isi kepalanya lewat tulisan. Soale saya kadang suka bingung kalo ada unek-unek, mau "ngacaprak" sorangan takut disangka orang gila, mau ngobrol sama orang lain, belum tentu dia mau ndengerin apalagi ngobrol sama tembok... widiiw gak deh.

Minggu ini kayaknya minggu yang paling berat buat saya, minggu yang bikin sumpek, dada sesek, dan sakit kepala. Mudah2-an kalo dikeluarin isi kepala ini sedikit bisa meringankan...

Selidik punya selidik ternyata "sakit"nya saya seiring dengan hilangnya embun pagi yang biasa saya temui. Kalo saya keluar dari rumah biasanya selalu saya jumpai embun pagi, di daun-daun, diranting-ranting dan diatas batu-batu yang saya lewati.  Anehnya, beberapa hari lalu.. itu semua hilang, kemana embun pagi yang biasa menemani itu... apakah dia lari? atau malah diambil orang? cuma dia yang tau kayaknya.

Well,... saya gak akan banyak nulis dulu mengenai embun pagi. Makanya tulisan ini judulnya dikasi angka (1) belakangnya. Ntar lebih detil bisa di tulisan berikutnya. Saya tutup dengan lirik dari The Radio, judulnya Teardrops, agak mirip kalo diterjemahin jadi Embun Pagi, en, lagunya uenak banget... monggo:


The Radio's
Teardrops lyrics

Something in the words you never said
makes me feel I ain’t seen nothing yet
catch me now I’m falling,
Hear the angels calling,
Calling somewhere deep inside my head

Close encounters of a different kind
Open up the part that’s hidden inside
Many hearts get broken
While words are left unspoken
leaving nothing but a worried mind

We could flow like teardrops on the ocean
We could flow like water to the sea
It may sound unclever
We’d last forever
If you want to stay with me
If you want to stay with me

Never now for sure what’s comming up
Sad the echo-beat will never stop
You’re the one and only
But if you leave me lonley
You might as well let all the curtains drop…

We could flow like teardrops on the ocean
We could flow like water to the sea
It may sound unclever
We’d last forever
If you want to stay with me
If you want to stay with me

We could flow like teardrops on the ocean
We could flow like water to the sea
It may sound unclever
We’d last forever
If you want to stay with me

If you’d just lay love on me…